Menu

Mode Gelap

Mom · 20 Oct 2023 09:56 WIB ·

Contoh Kalimat yang Sebaiknya Tak Diucapkan kepada Bunda Bekerja, Bisa Kena Mental


 Contoh Kalimat yang Sebaiknya Tak Diucapkan kepada Bunda Bekerja, Bisa Kena Mental Perbesar

Menjadi ibu bekerja bukanlah hal yang mudah. Fokus ke urusan kantor dan meninggalkan anak-anak sementara waktu mungkin akan banyak menimbulkan kekhawatiran, terutama bila anak masih bayi. Sebagai pihak luar, tak perlu menambah beban para ibu bekerja dengan komentar-komentar negatif.

Menghadapi tantangan pengasuhan anak bersama dengan tanggung jawab pekerjaan akan berdampak buruk bagi kesehatan mental ibu bekerja. Mengutip dari CNBC International, berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Great Place to Work dan perusahaan rintisan layanan kesehatan Maven berdasarkan surveinya terhadap 440 ribu orangtua bekerja, termasuk 226 ribu adalah seorang ibu, 28% lebih ibu bekerja mengalami kelelahan dibandingkan seorang ayah.

Dalam banyak kasus, kelelahan terjadi karena kurangnya dukungan. Sekitar 42% orang tua yang disurvei oleh UrbanSitter mengatakan bahwa mereka saat ini tidak memiliki penitipan anak.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Banner Pertolongan Pertama

Sepertiganya, bergantung pada keluarga untuk mengawasi anak-anak saat mereka bekerja. Hanya sekitar 27% yang mampu mempekerjakan pengasuh anak. Bahkan ketika ibu bekerja kini lebih punya akses mudah bekerja dari rumah sambil mengasuh anak.

Hal ini terutama berlaku bagi Bunda yang berusaha menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan. Banyak dari Bunda yang harus mengurangi jam kerja dalam upaya mengelola tanggung jawab antara kehidupan karier dan keluarga.

Untuk itu itu, penting memberikan dukungan dan pengertian kepada ibu bekerja. Salah satunya dengan tidak melontarkan beberapa kalimat yang bisa bikin ibu bekerja kena mental atau merasa down.

Kalimat yang bisa membuat ibu bekerja merasa buruk

Dilansir dari Women in Pharma Career, ini dia beberapa kalimat yang sebaiknya tak dilontarkan kepada ibu bekerja.

Tentang pekerjaan

“Apa kamu yakin ini saat yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan? Kamu pasti punya banyak hal yang harus dilakukan dengan si kecil di rumah.”

“Posisi baru ini sangat menarik untuk kami yang punya anak. Sebaiknya kamu bertahan saja di posisi ini karena ini lebih mudah walaupun membosankan.”

“Kenapa kami kembali bekerja (setelah melahirkan) padahal tidak perlu melakukannya?”

Tentang mengasuh anak

“Kamu akan melewatkan pertumbuhan putramu nanti kalau masih terus bekerja.”

“Saya tidak punya anak hanya untuk dimasukkan ke daycare, jadi mengapa kamu bekerja hanya untuk membayar daycare?”

“Siapa yang mengawasi anak-anak? Apa suami kamu tak masalah kalau kamu masih bekerja?”

“Senang sekali ya rasanya kalau suami bisa mengasuh anak saat kamu bekerja!”

“Pasti sangat sulit jika ada orang lain yang membesarkan anakmu di siang hari.”

“Aku tidak pernah bisa meninggalkan anak-anakku dengan orang asing sepanjang hari. Tidak sepertimu.”

“Saya senang kamu tidak malu membawa anak-anak ke daycare!”

“Saya percaya orangtua harus tinggal di rumah bersama bayinya sampai usia dua tahun.”

“Kami beruntung berada dalam situasi di mana istri saya bisa tinggal di rumah bersama anak-anak kami.”

Tentang menyusui

“Kalau kamu tidak sibuk bekerja, anakmu pasti bisa menyusui langsung dari Ibunya”

“Pasti kamu stres bekerja, jadi ASI-mu sedikit”

“Repot, ya, harus bawa alat pumping untuk stok ASIP”

Kalimat-kalimat tersebut bisa membuat ibu bekerja merasa burnout dan tentu tidak bagus untuk kesehatan mentalnya. Bahkan World Health Organization (WHO) menambahkan stres kronis di tempat kerja ke dalam International Classification of Diseases.

Burnout sebenarnya adalah kondisi yang cukup serius,” kata Dr. Sheryl Ziegler, psikolog dan penulis ‘Mommy Burnout’, mengutip CNBC International.

Bagi Bunda yang mengalami kesulitan karena pengaruh kalimat buruk di tempat kerja, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi perasaan tersebut. Bunda harus membiarkan diri sendiri menerima apa yang sedang dihadapi.

“Akui apa yang Anda alami, beri label yang nyata karena jika tidak, Anda akan terus seperti ini sampai benar-benar berhenti dari pekerjaan,atau terkena serangan jantung atau membentak anak-anak” saran Ziegler.

Jika Bunda mendapatkan kalimat ini dari orang lain, tak perlu terlalu dipikirkan ya, Bunda. Sebab Bunda yang paling tahu apa yang terbaik bagi kondisi Bunda dan keluarga saat ini. Sebaliknya, jangan juga mengucapkan kalimat semacam ini kepada Bunda lainnya yang bekerja.

Tetap saling support agar para Bunda di sekitar mendapat energi positif untuk terus berkarya & membersamai pertumbuhan anak-anaknya, ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Kontributor

Baca Lainnya

5 Potret Kehidupan Rachel Amanda Kuliah S2 di Belanda & Mesra Bareng Suami

10 December 2023 - 07:59 WIB

Janin Sering Cegukan, Kenali Penyebab, Cara Mengatasi & Bedaya dengan Tendangan Bayi

10 December 2023 - 03:52 WIB

janin-cegukan

7 Potret Kimberly Ryder & Edward Akbar 5 Th Menikah, Awalnya Kepincut Gara-gara Salat Subuh

9 December 2023 - 23:49 WIB

10 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Perlu Diwaspadai, Mudah Lapar dan Brain Fog

9 December 2023 - 19:42 WIB

Cerita Bunda Vanessa Bisnis Bekal Anak Sekolah, Omzet Capai Rp30 Juta per Bulan

9 December 2023 - 15:40 WIB

7 Potret Abbey Putri Artika Sari Devi yang Sudah Remaja, Mulai Ngeband Seperti Ayahnya

9 December 2023 - 11:37 WIB

Trending di Mom