Jakarta –
Beberapa orang tua memiliki caranya sendiri untuk mengasuh anak-anaknya. Namun, ada beberapa tanda orang tua narsistik yang dianggap ‘beracun’ untuk anak.
Pola asuh yang baik tentu memerlukan empati serta kasih sayang dari Bunda dan Ayah. Pada dasarnya, banyak orang yang tidak tahu bahwa ini juga merupakan sifat yang kerap ditemukan di narsistik.
Seorang psikolog sekaligus profesor di California State University, Ramani Durvasula, menyebut dirinya telah mempelajari dampak dari narsisme dalam hubungan keluarga. Ia pun memerhatikan bahwa kebanyakan sifat dalam narsistik adalah hal yang tidak baik.
“Sebagai psikolog yang mempelajari dampak narsisme dalam hubungan keluarga, saya memerhatikan bahwa banyak sifat narsistik seperti keagungan, superioritas, dan hak, adalah hal yang tidak baik,” katanya melansir dari laman CNBC Make It.
Pola asuh narsistik bukan tentang membagikan kisah tentang anak di media sosial atau memaksakan kegiatan ekstrakurikuler yang ketat pada mereka. Lebih jauh, ini dianggap sebagai pola asuh paling toxic dalam membesarkan anak, Bunda.
Tanda orang tua narsistik dianggap toxic
Menurut Ramani, ada beberapa hal yang menjadi tanda bahwa Bunda dan Ayah yang menggunakan pola asuh narsistik dianggap toxic untuk anak. Berikut ini deretannya:
1. Melihat anak sebagai sumber validasi
Orang tua narsistik sering kali dengan lantang memamerkan anak-anaknya, ketika mencetak gol kemenangan atau mendapatkan peran besar dalam drama sekolah. Bunda mungkin melihat orang tua ini terus membual secara online, atau membicarakan kecantikan hingga bakat anak selama berbincang.
Jika anak tidak mendapatkan suatu prestasi, orang tua narsistik yang toxic akan terus mengawasi, tapi tanpa rasa keterikatan dan tidak tertarik dengan mereka. Mereka umumnya malah mempermalukan anak dan malah melihatnya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
2. Reaktif secara emosional tapi mempermalukan emosi anak
Orang tua narsistik sering kali marah dan agresif ketika mereka merasa kecewa dan frustrasi. Jika mereka yakin anak mereka bersikap kritis atau menantang, mereka juga bisa marah.
Reaksi-reaksi ini dapat bermanifestasi sebagai teriakan, kemarahan tiba-tiba, hingga kekerasan fisik. Sementara itu, emosi orang lain bisa membuat orang narsistik merasa tidak nyaman dan jijik terhadapnya.
Mereka mungkin mempermalukan anak karena tidak mengungkapkan emosinya sama sekali. Orang tua narsistik kerap mengatakan ‘Lupakan saja, itu bukan masalah besar’ atau ‘Jangan menangis dan kuatkan dirimu’.
|
3. Mengutamakan kebutuhannya sendiri
Terkadang orang dewasa harus mengutamakan masalah dunia nyata seperti jam kerja atau pekerjaan rumah yang akan memakan waktu sepanjang sore. Namun, orang tua narsis ini mengharapkan anaknya bisa berkorban agar mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan.
Misalnya jika orang tua suka memancing, maka anak harus ikut memancing setiap akhir pekan. Atau jika orang tua senang dengan pertandingan tenis, maka mereka tidak akan melewatkannya meski sang anak sedang di-wisuda.
Klik baca halaman berikutnya untuk melihat tanda orang tua narsistik yang toxic, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!