Site icon Xschoolpedia

Sering Telat Haid Apakah Ciri-ciri Kista? Ini Kata Dokter

Jakarta

Kista ovarium adalah kondisi yang cukup umum dialami kaum Hawa. Namun, jika telat didiagnosis, dapat memengaruhi kesuburan. Apakah sering telat haid menjadi ciri-ciri seseorang memiliki kista? Simak kata dokter, yuk Bunda.

Menurut laman Cleveland Clinic, kista ovarium ini merupakan kantong berisi cairan atau bahan setengah padat yang terbentuk pada atau di dalam salah satu atau kedua ovarium. Ovarium adalah organ kecil di panggul yang menampung sel telur dan membuat hormon, seperti estrogen dan progesteron.

Biasanya kista ovarium ini tidak menimbulkan gejala. Perempuan mungkin tidak akan tahu ia memilikinya kecuali dokter menemukan selama pemeriksaan panggul rutin.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kista umum terjadi pada perempuan berusia antara 30-40 tahun. Namun, kista ini bisa terbentuk pada usia berapapun, mulai dari pubertas hingga menopause.

Jenis kista ovarium

Ada berbagai jenis kista ovarium, sebagian besar tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak berbahaya (jinak). Dan jarang sekali, kista ovarium dapat menyebabkan komplikasi.

Menjadwalkan pemeriksaan panggul secara teratur dan berbicara dengan penyedia layanan kesehatan tentang gejala apa pun yang mungkin Bunda alami dapat membantu mencegah masalah kista.

Kebanyakan kista ovarium adalah kista fungsional. Kista tersebut terbentuk sebagai respons terhadap perubahan tubuh selama siklus menstruasi. Lebih jarang, kista ovarium terbentuk karena alasan yang tidak berhubungan dengan menstruasi.

1. Kista fungsional

Kista fungsional adalah jenis kista ovarium yang paling umum dan tidak berhubungan dengan penyakit. Kista fungsional terjadi sebagai akibat dari ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).

Kista ini bisa menjadi tanda bahwa indung telur berfungsi sebagaimana mestinya. Kista fungsional umumnya menyusut seiring berjalannya waktu, biasanya dalam waktu 60 hari, tanpa pengobatan khusus.

2. Kista folikel

Kantung kecil di ovarium, yang disebut folikel, melepaskan sel telur setiap bulan sebagai bagian dari siklus menstruasi. Kista folikular terbentuk ketika folikel tidak melepaskan sel telur. Sebaliknya, folikel terisi cairan dan tumbuh lebih besar.

3. Kista korpus luteum

Setelah folikel melepaskan sel telur, ia membentuk kelompok sel penghasil hormon yang disebut korpus luteum. Kista terbentuk ketika cairan terkumpul di korpus luteum, menyebabkannya tumbuh.

4. Kista lainnya

Tidak semua kista ovarium terbentuk sebagai respons terhadap siklus menstruasi. Gejala-gejala yang ada  tidak selalu merupakan tanda-tanda penyakit, namun dokter mungkin ingin memantaunya untuk memastikan bahwa gejala-gejala tersebut tidak menyebabkan komplikasi. Kista yang dimaksud antara lain:

  1. Kistadenoma. Kista ini terbentuk di permukaan ovarium, bisa berisi cairan yang encer dan encer atau lebih kental dan seperti lendir.
  2. Kista dermoid (teratoma). Kista dermoid terdiri dari sel-sel yang menyusun semua jenis jaringan pada tubuh manusia, mulai dari kulit, rambut, gigi, bahkan jaringan otak.
  3. Endometrioma. Kista ini berisi jaringan endometrium, jaringan yang sama yang mengeluarkan darah setiap bulan selama menstruasi.
  4. Kanker ovarium. Berbeda dengan kondisi di atas, kista (tumor) kanker ovarium merupakan kumpulan sel kanker yang padat.




Ilustrasi dokter/ Foto: Getty Images/iStockphoto/eggeeggjiew

Kista pengaruhi menstruasi?

Sejumlah orang mungkin bertanya-tanya, apakah kista ini menyebabkan gangguan menstruasi. Stacy Henigsman, seorang dokter spesialis kebidanan dan ginekologi mengatakan bahwa kista ovarium menjadi penyebab umum lainnya dari menstruasi yang terlewat atau tidak teratur.

“Ini adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di ovarium, berpotensi menyebabkan pendarahan vagina yang tidak teratur atau tidak normal,” kata Henigsman dilansir dari Medicalnewstoday.

Kista ovarium umumnya mengganggu menstruasi seperti:

  1. Siklus haid tidak teratur, jumlah hari bisa lebih pendek atau lebih panjang dari biasanya.
  2. Perdarahan haid yang banyak dan tidak normal, kadang darah haid banyak atau menggumpal, berwarna hitam pekat. 
  3. Menoragia, pendarahan hebat, hari haid memanjang, kadang lebih dari 10 hari haid. 

Namun, siklus haid penderita kista juga bisa tidak ada bedanya dengan menstruasi normal sehingga sulit mendeteksi ciri-ciri kista hanya dari kapan dan bagaimana Bunda datang bulan.

Salah satu cara cek kista bisa dengan melihat adanya perubahan tekstur atau gumpalan darah yang keluar saat menstruasi. 

Warna gumpalan darah haid normal bervariasi dari merah terang ke gelap. Sementara rentang waktu keluar darah haid normal harusnya mengikuti siklus yang teratur.

“Siklus biasa berkisar antara 21 dan 45 hari dan berpotensi berubah setiap bulan,” ujar Carrie Coleman, M.D., instruktur klinis di Department of Obstetrics & Gynecology, Massachusetts General Hospital.

Sementara, gumpalan darah kista atau gumpalan darah tidak normal bisa mungkin berbeda dengan menstruasi biasanya, terutama jika berlangsung lebih dari 7 hari. Kalau keluar lebih dari satu minggu bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan reproduksi.

Ciri-ciri kista bisa berupa keluarnya gumpalan darah baru yang belum pernah muncul sebelumnya. Gumpalan darah lebih besar dari ukuran seperempat. 

Aliran darah sangat deras sehingga Bunda harus mengganti pembalut setiap jam. Bunda juga sering mengalami pendarahan atau flek baik sebelum maupun setelah menstruasi. 

Gumpalan darah yang tidak normal bisa menjadi salah satu ciri haid penderita kista ovarium

Untuk mendeteksi kista ovarium secara dini, perempuan sebaiknya melakukan pemeriksaan ginekologi secara rutin setiap 6 bulan sekali.

Selain untuk mendeteksi kista ovarium, pemeriksaan ginekologi juga dapat mendeteksi kelainan secara dini atau bila muncul gejala di atas, terutama gangguan menstruasi berkepanjangan, disarankan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan untuk diagnosis.

Pengobatan kista ovarium yang tepat waktu diharapkan tidak memengaruhi kesuburan perempuan di masa depan.

Penyebab kista ovarium

Ovulasi adalah penyebab utama kista ovarium. Penyebab lainnya antara lain:

  1. Reproduksi sel yang tidak normal. Reproduksi sel yang tidak lazim dapat menyebabkan terbentuknya kista seperti dermoid dan kistadenoma.
  2. Endometriosis. Kista ini sering terbentuk di ovarium pada stadium endometriosis lanjut.
  3. Penyakit radang panggul (PID). Infeksi panggul yang parah dapat menyebar ke indung telur dan menyebabkan kista.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Exit mobile version