Site icon Xschoolpedia

Kisah Sukses Yessi Calissa, Jadi Miliarder Berkat Bisnis Rempeyek

Jakarta

Bisnis dimulai dari mana saja, asalkan kita peka terhadap situasi dan mau mengambil langkah pertama, Bunda. Soal pengalaman ini, bisa kita contoh dari pengusaha Yessi Calissa.

Yessi bukanlah pengusaha yang menjual produk berharga tinggi atau sejenis. Justru, ia merupakan seorang pebisnis rempeyek yang kini sudah menjadi miliarder.

Ia merupakan pemilik dari Peyek Nyai. Usaha ini awalnya merupakan ide kecil yang lahir dari hobi keluarga pencinta ngemil.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yessi pun mengaku bahwa keluarganya kerap membuat rempeyek dengan resep andalan. Bahkan, tak jarang mereka sengaja membuat dengan jumlah besar untuk sekadar dikirim ke kerabat di luar kota.

Melihat peluang ini, Yessi pun mencoba untuk menggali cuan dari makanan ringan tersebut. Bermodal resep ibunda dan dijual dengan sistem pre-order, bisnis ini berjalan dengan sukses sejak 2019, lho.

“Saat itu rempeyek di rumah saya memang sangat digemari oleh kerabat-kerabat dekat keluarga. Lalu kami tuh sering banget kayak kirim pek peyek ini keluar kota buat ke teman-teman,” ujarnya, dikutip dari kanal YouTube CNBC Indonesia.

“Nah dari situ saya punya ide. Saya kepikiran, ‘Wah ini enak banget ya. Kalau dijual, produk kita hanya perlu satu ruangan produksi dengan karyawan yang
mungkin minim,” sambungnya.

Berbicara memulai bisnis, Yessi bongkar bahwa modal utama dari memulai bisnis yakni berani. Menurutnya, berhasil atau gagal, tak ada yang tahu jika tidak dicoba dan diupayakan terlebih dahulu.

“Untuk memulai bisnis sih yang pastinya kan memang ada modal. Tapi modal paling besar itu harus mengambil risiko. Modal berani, sih,” tuturnya.

Tantangan

Dalam kesempatan yang sama, Yessi juga membocorkan tantangan yang dihadapi. Selama berjuang membangun bisnis tersebut, ia sebut ada banyak hal yang pernah dilewati.

Salah satunya soal produksi harian. Yessi mengaku bahwa ia harus mengakali setiap kali jumlah pembelian menurun.

Katanya, saat sepi timnya harus tetap memproduksi peyek seperti biasanya. Jika tidak, maka ada kerugian karena karyawan tetap dibayar sesuai dengan upah yang disepakati.

“Banyak kendala itu kalau misalnya sudah skala besar. Kalau misalnya sudah hiring begitu banyak karyawan, kita harus selalu jual tiap hari karena sehari saja kita enggak produksi, akan rugi.”

“Dan begitu bisnisnya besar, kompetitor itu bermunculan. Jadi memang kendalanya tuh kompetitor,” sambungnya.

Teruskan membaca di halaman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

Exit mobile version