Jakarta –
Perempuan di usia 30 tahun dianggap sudah cukup matang untuk menikah. Namun, bagi sebagian orang, usia 30 tahun dianggap terlalu ‘tua’ untuk membangun rumah tangga, Bunda.
Anggapan tersebut setidaknya tertanam dalam pikiran seorang Bunda asal China bermarga Zhao. Ia menjadi depresi karena putrinya tak kunjung menikah di usia 30 tahun.
Kisah Zhao ini diceritakan oleh dokter Gao Panyue dari provinsi Jiangsu di Tiongkok timur kepada Jiangsu Television. Gao merawat Zhao yang tengah berjuang melawan depresi karena putri satu-satunya belum menikah. Hal tersebut sampai menuai perdebatan di media sosial. Banyak netizen mulai bicara soal tekanan kuat yang dihadapi kaum muda untuk menikah.
Alasan Zhou alami depresi
Menurut Gao, pasiennya itu mengalami depresi karena dia terlalu khawatir tentang prospek pernikahan putrinya. Zhao merasa rendah diri terhadap orang lain dan mengira bahwa orang-orang di sekitarnya suka menggosipkan sang putri yang masih lajang.
Zhao terus-menerus bertengkar dengan putrinya soal pernikahan. Ia biasanya menangis ketika gagal meyakinkan putrinya yang introvert untuk menemukan pasangan, Bunda.
Gao mengatakan bahwa kondisi Zhao kini sudah membaik setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Demikian seperti dikutip dari South China Morning Post.
Pada 2021, kasus seperti Zhao juga pernah terjadi di China. Namun, kali ini yang mengalami depresi adalah si perempuan yang terus didesak menikah oleh keluarganya.
Dilansir laman Tianmu News, perempuan berusia 30-an tersebut didiagnosis mengidap depresi berat setelah sang ayah menyebutnya sebagai ‘produk yang tak berharga’ karena masih melajang.
Kisah Zhao yang menjadi depresi karena ‘stigma’ bahwa putrinya yang berusia 30-an tidak menikah telah menghidupkan kembali diskusi tentang tekanan untuk menikah pada kaum muda di China. Sampai saat ini, ternyata masih banyak orang tua di sana yang mendesak anaknya untuk segera menikah sebelum usia 30 tahun, Bunda.
“Hal yang sangat khas menjadi penyebab depresi di China adalah kekhawatiran orang tua terhadap putri mereka yang masih lajang, tidak memiliki anak kedua, atau bahkan tidak memiliki anak,” kata seorang netizen di platform Weibo.
“Ayahku punya kondisi serupa, dia mengalami insomnia dan menyalahkanku yang melajang,” ujar yang lain.
Perlu diketahui, Bunda. Tingkat pernikahan di China mencapai rekor terendah di tahun lalu, yakni hanya 6,83 juta pasangan yang menikah. Angka tersebut menandai penurunan tahunan selama sembilan tahun berturut-turut dari 13,47 juta pernikahan pada tahun 2013.
Beberapa ahli berpendapat bahwa usia tertentu dianggap paling baik untuk menikah. Tapi, menikah butuh kesiapan dari diri orang tersebut, Bunda.
Simak pendapat pakar tentang pentingnya kesiapan menikah bagi kehidupan seseorang, di halaman berikutnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!