Site icon Xschoolpedia

Kenali Perbedaan Kram Perut saat Haid dan Hamil, Jangan Sampai Terkecoh

Jakarta

Sejumlah gejala kehamilan mirip dengan sindrom pramenstruasi (PMS), salah satunya kram perut. Untuk itu, kenali perbedaan kram perut saat haid dan hamil. Jangan sampai Bunda terkecoh.

Setiap orang bisa mengalami gejala PMS dan kehamilan yang berbeda-beda. Namun, kebanyakan mengalami gejala seperti kram perut, nyeri payudara, dan perubahan suasana hati.

Mia Armstrong, Dokter Spesialis Anak, mengatakan bahwa kram implantasi mungkin menjadi tanda awal kehamilan. Dengan memahami perbedaan kram pada awal kehamilan dan haid akan membantu perempuan untuk mengenalinya. 


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbedaan kram perut haid dan hamil

Sangat mudah untuk salah mengira kram menstruasi atau periode ringan sebagai gejala implantasi. Karena kesamaan gejala antara menstruasi dan implantasi, ada baiknya Bunda mengetahui tanda-tanda awal kehamilan lainnya.

“Tingkat keparahan kram bisa dalam bentuk nyeri ringan hingga ekstrem yang membuat wanita tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,” kata seorang pendidik perawat, Dr. Deborah Weatherspoon, dikutip dari Healthline.

1. Kram karena kehamilan

Menurut Armstrong, pada kram karena kehamilan, nyeri yang dialami Bunda terjadi saat sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim. Proses inilah yang dikenal dengan implantasi. Kram terkadang terjadi saat ini terjadi, tapi tidak selalu menimbulkan rasa sakit.

Dan tidak semua orang mengalami kram saat implantasi. Dan Bunda yang mengalami kram mungkin ringan atau sedang. 

“Siapa pun yang mengalami kram implantasi harus menghindari penggunaan obat antiinflamasi, seperti aspirin,” kata Armstrong dilansir MedicalNewsToday. 

Menurut sebuah penelitian tahun 2003, mengonsumsi obat anti inflamasi sekitar waktu pembuahan dapat meningkatkan risiko keguguran.

Kram pada awal kehamilan mirip dengan kram menstruasi, namun dapat terjadi di seluruh perut bagian bawah, area panggul, atau punggung bawah.

Kram dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan selama kehamilan, seiring dengan implantasi embrio dan peregangan rahim.

Pada kram karena kehamilan, Bunda mungkin akan merasakan beberapa hal di bawah ini:

  • Sensasi tertusuk
  • Perasaan ditarik
  • Perasaan kesemutan

Pada kram karena kehamilan, Bunda mungkin mengalami pendarahan ringan atau bercak Ini disebut pendarahan implantasi dan lebih ringan dibandingkan menstruasi biasa.

Selain mengalami kram, Bunda yang hamil juga mengalami tanda lainnya seperti:

  1. Payudara bengkak, lunak, lebih berat, atau lebih berisi
  2. Kelelahan yang luar biasa
  3. Merasa mual atau muntah
  4. Keengganan atau mengidam makanan
  5. Perubahan suasana hati
  6. Sembelit
  7. Lebih sering buang air kecil 
  8. Sakit kepala
  9. Maag
  10. Haid terlewat

Jika Bunda curiga hamil, sebaiknya melakukan tes kehamilan di rumah. Waktu yang tepat untuk melakukan hal ini adalah 1 hingga 2 minggu setelah memperhatikan tanda-tanda awal kehamilan.

Jika sel telur yang telah dibuahi sudah tertanam di dinding rahim, tubuh sudah mulai membentuk plasenta. Dalam situasi ini, hormon kehamilan, human chorionic gonadotropin (hCG), mulai meningkat.

Sekitar 2 minggu setelah implantasi, kadar hCG akan cukup tinggi untuk membuat tes kehamilan menjadi positif.

Jika hasil tes kehamilan positif, langkah selanjutnya adalah membuat janji dengan dokter. Dokter dapat memastikan apakah tes di rumah itu benar.

2. Kram karena menstruasi

Kram menstruasi terjadi pada suatu periode yang terjadi kira-kira setiap 28 hari sekali, selama tidak ada kehamilan. Kram menstruasi terjadi ketika rahim berkontraksi untuk mengeluarkan lapisannya.

Laman Verywellhealth menuliskan,  kram menstruasi mungkin terasa lebih intens, nyata, parah, atau menyakitkan. Banyak kram menstruasi yang dirasakan hanya pada satu sisi perut bagian bawah saat salah satu indung telur melepaskan sel telur. Dan dapat menyebar ke punggung bawah hingga paha atas. 

Kontraksi uterus menjadi penyebab kram ini, Bunda. Kontraksi membantu melepaskan lapisan dalam rahim (endometrium) saat kehamilan tidak terjadi.

Pada kram gejala PMS, biasanya tidak menyebabkan bercak meskipun menstruasinya bisa sangat ringan pada hari pertama. Pendarahan menstruasi biasanya berlangsung selama 4 atau 5 hari, dan menyebabkan kehilangan darah yang lebih banyak dibandingkan bercak implantasi.

Menurut penelitian, tanda-tanda PMS terjadi pada sekitar 90 persen wanita usia subur. Gejala PMS ini umumnya hilang begitu menstruasi dimulai. Dan jika Bunda terlambat menstruasi, ini mungkin menandakan kehamilan.

Perubahan hormon menjadi penyebab tanda dan gejala haid. Kadar hormon estrogen dan progesteron dapat menurun secara signifikan setelah ovulasi dan menjadi penyebab munculnya tanda haid.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Exit mobile version