Site icon Xschoolpedia

4 Penyebab Anemia Defisiensi Besi pada Bayi dan Kaitannya dengan Perkembangan Otak

Jakarta

Zat besi merupakan salah satu nutrisi yang penting untuk bayi. Namun, beberapa bayi mungkin mengalami anemia defisiensi besi (ADB) karena berbagai macam penyebab.

Dokter spesialis anak dan ahli nutrisi, DR. Dr. Lanny Christine Gultom, SpA(K), mengungkapkan bahwa ADB terjadi karena rendahnya kadar hemoglobin akibat kekurangan zat besi di dalam tubuh. ADB pada bayi sendiri tidak terjadi secara tiba-tiba dan didahului oleh dua tahapan.

“ADB pada bayi tidak terjadi secara tiba-tiba, namun didahului oleh dua tahapan sebelumnya, yaitu deplesi besi (berkurangnya cadangan zat besi, namun kadar hemoglobin masih normal) dan defisiensi besi di mana kadar hemoglobin sudah menurun,” ungkapnya dalam rilis yang diterima HaiBunda , Jumat (8/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayi yang mengalami deplesi besi dan tidak ditangani dengan baik, nantinya akan mengalami defisiensi besi, Bunda. Jika kondisi defisiensi besinya tidak juga ditangani segera, Si Kecil pun akan mengalami ADB.




Penyebab ADB pada bayi dan anak

Dikter Lanny turut mengungkapkan beberapa penyebab ADB pada bayi anak, Bunda. Berikut ulasan selengkapnya:

1. Suplai zat besi rendah

Suplai zat besi yang rendah menjadi salah satu faktor bayi terkena ADB, Bunda. Misalnya saja Si Kecil terlahir prematur, pemberian ASI yang terlambat, hingga gangguan menelan.

“Suplai zat besi yang rendah seperti prematuritas, pemberian MPASI yang terlambat, diet vegetarian, gangguan menelan,” ungkap dr. Lanny .

2. Peningkatan kebutuhan zat besi

Ada beberapa kondisi bayi disebut membutuhkan peningkatan besi. Dokter Lanny menyebut beberapa yang perlu diperhatikan mulai dari usia bayi, berat badan lahir rendah, hingga pertumbuhan cepat di masa pubertas.

3. Penurunan penyerapan zat besi

Dokter Lanny menjelaskan, penurunan penyerapan besi ini biasanya terjadi di bagian saluran cerna seperti penyakit inflammatory bowel diseases, infeksi helicobacter pylori, dan masih banyak lagi.

4. Pendarahan

Pendarahan termasuk salah satu penyebab bayi dan anak mengalami ADB. Pendarahan umumnya terjadi ketika menstruasi berlebihan oleh anak perempuan hingga alergi susu.

“Pendarahan karena menstruasi yang berlebihan, alergi susu, dan sebagainya,” papar dr. Lanny.

Hubungan ADB dengan perkembangan otak

Dalam rilis yang sama, dr. Lanny juga mengungkapkan bahwa zat besi merupakan nutrisi yang penting untuk tumbuh kembang janin termasuk otak. Ketika bayi mengidap ADB, berbagai perkembangannya pun terganggu.

“Zat besi juga merupakan salah satu zat gizi penting untuk perkembangan janin, bayi, dan anak, terutama pada perkembangan otak,” katanya.

“Defisiensi zat besi mengakibatkan gangguan perkembangan psikomotor dan fungsi kognitif, khususnya fokus dan daya ingat,” imbuh dokter yang juga menjabat sebagai Staf SMF Kesehatan Anak di RSUP Fatmawati ini.

Sejak di dalam kandungan, bayi akan mendapat asupan zat besi dari sang Bunda. Asupan ini diberikan hingga 6 bulan pertama setelah kelahirannya.

Ketika bayi berusia 6 bulan, kebutuhan zat besinya pun semakin meningkat. Selain dari Bunda, nutrisi ini juga bisa dipenuhi dengan pemberian MPASI.

“Bayi yang lahir cukup bulan dan mendapat ASI eksklusif tidak memerlukan suplementasi zat besi. Ketika bayi mencapai usia 4-6 bulan, cadangan zat besi mulai habis sedangkan kebutuhan zat besi semakin meningkat sehingga menyebabkan bayi lebih rentan untuk mengalami defisiensi besi,” kata dr. Lanny.

“Kebutuhan zat besi pada bayi berusia 6 – 11 bulan yaitu 11 mg/hari dimana 97 persen dari kebutuhan ini harus dipenuhi dari MPASI,” tambahnya.

Semoga informasinya bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua)

Exit mobile version